KBRN Simalungun : Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah mengajak seluruh masyarakat untuk ikut membuktikan bahwa Indonesia, khususnya Sumut aman menjadi tuan rumah pelaksanaan event bertaraf nasional, Asia bahkan dunia. Hal ini disampaikan Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah
Raksasalagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik.
Download43+ Contoh Dialog Narrative Text Danau Toba [LENGKAP] Social function of narrative text.. Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan tentang narrative text adalah "apa fungsi dari narrative text?" atau "what is the social fuction of narrative text?" jawabanya adalah untuk menghibur pembaca, to entertain reader.., sama
LenaSimanjuntak seorang lulusan IKJ (Institut Kesenian Jogjakarta) yang sangat peduli dengan lingkungan mengangkat sebuah cerita sekaligus menyutradarai pertunjukan Opera Batak
MenyimakDialog IKLAB Raya dari 4 Narsum , Siap Membuka Diri, Memperkerjakan , Pembesan PBB Hingga Jembatani Daerah Penghasil Sawit Gantari.id_Medan: Dialog
produk jasa profesi dan profesionalisme dimulai dengan melakukan. Cerita Danau Toba dalam bahasa Inggris. Sumber Cerita Danau Toba dalam Bahasa InggrisCerita Danau Toba dalam bahasa Inggris. Sumber long time ago, lived a young man named Toba. He had two excellent abilities in terms of fishing and farming. When fishing, Toba was very astute and did not require a long time to get the fish. Just threw the hook into the river, and he got the big afternoon, he went fishing to a river that was wide enough. Within seconds after he threw the hook into the river, the fish immediately grabbed the bait and he got a big fish for immediately went home and along the way he continued to be pleased because of having enough fish for dinner. He immediately moved the fish from the creel to the tub filled with water. He wanted the fish to stay fresh when cooked so the taste was remarkably good. After putting fish inside the tubs, he prepared seasoning and firewood which were needed in the process of ripening. Unfortunately, the firewood in the house was out and he immediately looked for firewood in the hours later, he went home and carried firewood to cook the fish. However, when he got home, he was surprised because the fish was lost. He even found pieces of gold, and a beautiful girl who was sitting in his wife and him are blessed with a boy named Samosir. His child was very agile, intelligent, but spoiled. When his child reaches an age, there are tasks which should be performed every day, namely delivering the food into his rice fields. One time, his child felt very lazy about delivering food to the field and made his wife his child forced usher these foods into the field. Because so upset, his child ate most of the food on the trip, then brought it to the field with just a little food. When food was given to Toba, of course he was surprised and asked about it to his the beautiful girl told Toba that she was the fish which was arrested by him, and pieces of gold were part of the fish. He then asked that pretty girl to marry him. The beautiful girl agreed to his request, but he should not bring up the past of that beautiful girl. Toba approved it and they were was furious to learn that his son had eaten the food. He said that his son was a child fish and his child came home crying. His son complained to his wife and made his wife wife was so angry and assumed that Toba had violated the covenant. Although Toba had begged so much, his wife would not forgive him and went with his son to the river. The wife and his son turned into a fish again. Instantly, the rain came in very heavy and flushed Toba to sink. Heavy rains formed a lake known as Toba Lake.
Tak jauh di depan kami, ada sebuah mobil yang tertimbun longsor dari atas alasan jika kejadian naas itu terjadi akibat hujan beberapa saat lalu. Kepanikan tentu saja melanda seluruh anggota keluargaku yang ada di dalam mobil itu, terutama nenekku. Nenekku tak henti-hentinya menyuruh kami semua untuk berdoa, terus-menerus, bahkan aku sendiri sampai jengkel mendengarnya, bukan karena aku tak ingin berdoa terus-menerus, tetapi karena saat ini aku sedang berpikir bagaimana caranya kami bisa pulang ke rumah kami. Longsor itu berhasil melumpuhkan kegiatan perjalanan setiap wisatawan, mau tak mau, kami harus kembali ke tempat awal tadi. Tak lama setelah kejadian longsor itu terjadi, mobil polisi datang beruntun untuk mengatur kembali jalanan yang tak bergerak sama sekali. Mau tak mau, kami pun harus menelankuat-kuat niat kami untuk kembali ke rumah karena kami diminta untuk mencari penginapan terdekat. Tentu saja, hal itu menambah beban pikiran kami semua. Kami tidak memikirkan jika kejadian seperti ini akan menimpa kami, kami tak memiliki begitu banyak uang untuk menyewa penginapan, selain itu, kami juga yakin jika penginapan saat ini pasti telah penuh mengingat begitu banyak mobil yang disuruh untuk memutar balik arah. Di tengah-tengah kepanikan itu, akhirnya sebuah solusi ditemukan oleh nenekku, nenekku ingat kami memiliki saudara jauh yang tinggal di dekat area longsor itu. Dengan bermodalkan nama panggilan serta marga, kami mulai mencari rumah saudara jauh kami itu. Butuh waktu yang begitu lama bagi kami untuk menemukan rumah saudara jauh kami tersebut, bahkan, bibiku sudah pasrah jika akhirnya kami harus tidur di dalam mobil sembari menunggu matahari muncul. Tapi, tekad pamanku tak pernah surut, pamanku begitu gencar bertanya tentang keberadaan rumah saudara jauh kami ini pada setiap warga yang ditemuinya hingga akhirnya kami menemukan titik terang dari pencarian kami. Sepertinya saat itu waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam, namun mata kami semua tetap terbuka dengan lebar, tak ada sedikitpun rasa kantuk yang menyerang kami. Akhirnya, kami pun mendapatkan alamat dari rumah saudara jauh kami itu. Namun, sepertinya kegundahanku tak bisa hilang begitu saja. Meskipun kami sudah mendapatkan alamatnya, aku takut jika saudara jauh kami itu tak berada di rumah, aku sangat takut jika perjuangan kami beberapa jam belakangan ini terbuang sia-sia. Tapi sepertinya Dewi Fortuna sedang berada di pihak kami. Ketika kami sampai di alamat itu, kami melihat seorang wanita paruh baya yang diyakini nenekku sebagai saudara jauh kami tengah berkumpul dengan tetangganya, sepertinya mereka terlihat begitu panik akan kabar longsor yang telah mengakibatkan aktivitas perjalanan lumpuh. Mobil hitam kami yang memasuki gang liat itu tentu saja mengundang tanda tanya dari orang-orang yang sedang berkumpul di sana, hingga akhirnya nenekku memutuskan untuk turun dan benar saja, wanita paruh baya itu, saudara jauh kami, langsung terkejut melihat kedatangan nenekku. Ia memeluk nenekku dan bertanya alasan kami mendatangi rumah mereka. Paman dan nenekku pun menjelaskan tentang kejadian naas yang menimpa kami dan tanpakuduga, saudara jauh kami itu langsung menyambut kami dengan tangan terbuka lebar. Wanita paruh baya itu melangkah dengan lincah ke dalam rumahnya yang dibangun dari kayu serta batu-bata tak bercat, rumah sederhana namun cukup besar untuk menampung kami semua yang berjumlah 7 orang. Tikar di gelar di atas lantai rumah itu, bantal serta selimut diletakkan di atas tikar itu, tak hanya sampai disana, saudara jauh kami itu juga menyiapkan kami segelas teh manis hangat. Keluargaku serta saudara jauh kami pun menghabiskan waktu untuk saling berbicara melepas rindu, meskipun wanita paruh baya itu memiliki hubungan darah yang jauh dengan keluarga kami, namun wanita paruh baya itu sangat ramah dan bersikap hangat. Selama mereka berbicara, kedua netraku tak henti-hentinya menatap jam dinding yang berdetak di dinding rumah itu. 5 menit lagi, tahun akan berganti. Sungguh, aku tak pernah berpikir jika aku akan menghabiskan waktu tahun baru jauh dari rumahku dan di tengah-tengah situasi yang menegangkan seperti ini. Suara kembang api serta petasan mulai memenuhi indra pendengaranku, suara itu mengundangku untuk menatap ke luar dari jendela yang terbuka dengan lebar di dalam rumah itu. Dari tempatku duduk saat ini, aku dapat melihat bagaimana terangnya kembang api itu dan ternyata, aktivitasku itu diperhatikan oleh saudara jauh kami. Saudara jauh kami itu kemudian mengajak kami untuk melihat kembang api, ia berkata, kembang api di daerah mereka ini setiap tahun selalu terlihat luar biasa, banyak orang-orang berkantung tebal yang sering membakar uangnya untuk petasan-petasan menakjubkan di akhir tahun seperti ini. Tentu saja aku serta saudara-saudaraku begitu antusias ketika mendengarnya, ia kemudian mengajak kami keluar dari rumahnya dan benar saja, kedua mata kami langsung disambut dengan keindahan kembang api yang begitu menakjubkan di langit malam yang sangat gelap. Aku begitu terpukau akan keindahan itu, aku bahkan tanpa sadar tersenyum tipis. Menghabiskan akhir tahun dan memulai awal tahun di tempat seperti ini tak pernah terlintas di dalam benakku. Pada hari itu, aku merasa hidupku seperti sedang berada di roller coaster, sebentar aku merasa tenang, sebentar aku merasa takut, kemudian merasa panik, lalu merasa bahagia, namun aku bersyukur pada Tuhan aku mengakhiri hariku di akhir tahun 2020 dengan senyuman bahagia dan perasaan lega yang begitu luar biasa.
dialog tentang danau toba