DubesPakistan tertarik program Desa Digital hingga Kredit Mesra Jabar Kamis, 18 Juli 2019 9:42 WIB Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menjamu makan malam Duta Besar Pakistan untuk Indonesia H.E Abdul Salik Khan di Padma Hotel Bandung, Kota Bandung, Rabu (17/7/2019) malam.
Pemerintahkota Bandung dalam waktu dekat akan melahirkan inovasi baru yaitu Kredit Masjid Sejahtera (Mesra). "Dalam waktu seminggu ini kita akan melahirkan inovasi baru, yaitu Kredit yang disalurkan lewat masjid namanya Mesra,"Ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Hotel Savoy Homan, Kamis (3/8/2017).
KREDIT Mesjid Sejahtera (Mesra) resmi diluncurkan Pemerintah Kota Bandung, ditandai dengan penandaÂtanganan perjanjian kerja sama antara PD. Bank selengkapnya
Beritadan foto terbaru Kredit Mesra - Setelah di Jawa Barat, Kredit Mesra Program Ridwan Kamil Dinikmati Warga Bali. Kamis, 7 Juli 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; (Mesra) kepada kelompok warga difabel di Kota Bandung. Penyerahan Kredit Mesra. Selasa, 11 Agustus 2020 . Dukung Debitur Kredit Mesra, bank bjb Serahkan Bantuan Masker Guna
KreditMesra untuk Akhlak Mulia dan SejahteraBANDUNG - Menjalankan syariat Islam bukan sekadar ibadah, tapi juga seluruh aspek kehidupan. Hal itu disampaikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat membuka Majlis Taklim Pendopo yang rutin dilaksanakan di Pendopo Kota Bandung, Minggu
produk jasa profesi dan profesionalisme dimulai dengan melakukan. BANDUNG – Program Kredit bjb Mesra Masyarakat Ekonomi Sejahtera hasil kolaborasi bank bjb dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus bergulir pada tahun 2021. Pencapaian program pembiayaan tanpa agunan yang menyasar kelompok masyarakat hingga daerah pelosok ini juga terus memberikan hasil menggembirakan seiring berjalannya waktu. Sepanjang tahun 2020 lalu, bank bjb sebagai penyalur pembiayaan berhasil memberikan fasilitas kredit kepada nasabah. Jumlah ini meningkat ketimbang penyaluran Kredit bjb Mesra pada tahun sebelumnya dengan angka peningkatan nasabah lebih dari orang. Adapun plafon kredit yang disalurkan mencapai Rp14,1 miliar dengan total nilai outstanding Rp5,1 miliar hingga 31 Desember 2020. Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto mengatakan perluasan jangkauan nasabah yang berhasil dilakukan bank bjb tidak terlepas dari komitmen dan keberpihakan perusahaan untuk mendorong pengembangan perekonomian khususnya bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM. Pertumbuhan juga didorong oleh pengembangan strategi dan meningkatnya minat masyarakat dalam mengakses program pembiayaan bantuan permodalan usaha ini. "Keberhasilan perluasan jangkauan Kredit bjb Mesra ini juga ditunjang oleh kebermanfaatan program yang sangat dirasakan masyarakat sebagai nasabah. Kebermanfaat program yang dirasakan secara luas ini menjadi sarana promosi organik yang berhasil memicu masyarakat lainnya untuk turut memanfaatkan Kredit bjb Mesra dengan segala kemudahan yang diberikan," kata Widi. Sedari mula, Kredit bjb Mesra memang sengaja dirancang dengan segala macam kemudahan yang ditawarkan. Pembiayaan ini disalurkan tanpa agunan sehingga masyarakat tak terbebani. Persyaratan yang diberikan untuk pengajuan kredit pun terbilang mudah. Masyarakat yang berminat mengajukan pinjaman hanya menyiapkan persyaratan berupa KTP, KK dan surat nikah bagi yang telah menikah. Selain itu, warga Jabar yang berminat dapat mengajukan Kredit bjb Mesra dengan membentuk kelompok beranggotakan minimal 5 orang dan maksimal 10 orang. Setiap orang dalam kelompok bisa mengajukan kredit hingga Rp5 juta. Adapun jangka waktu pinjaman berlaku antara 6 hingga 12 bulan. Pinjaman ini ditujukan bagi pelaku UMKM di Jabar. Sebelum pinjaman diberikan, pelaku usaha yang telah memenuhi persyaratan akan terlebih dahulu diberikan seleksi pelatihan keuangan mikro guna meningkatkan kualitas pelaku UMKM di Jabar. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, tak mengherankan bank bjb mampu menjaring lebi dari nasabah sepanjang tahun 2020 yang tersebar di 406 desa, 149 kecamatan, serta 16 kabupaten dan 6 kota di Jabar. Jumlah rumah ibadah yang tersentuh program mencapai 338 unit dan terdiri dari 597 kelompok. bank bjb juga melakukan pembaruan strategi agar dapat merangkul lebih banyak kalangan masyarakat. Selama program berjalan, bank bjb telah merangkul berbagai organisasi keagamaan agar turut serta menjadi mitra dalam mensukseskan program. Organisasi-organisasi tersebut antara lain Majelis Ulama Indonesia MUI, Dewan Masjid Indonesia DMI, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia HWDI, dan Fatayat Nahdlatul Ulama NU. Sejalan dengan itu, bank bjb juga melakukan pengembangan digitalisasi aplikasi bjb Mesra. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan oleh calon debitur yang akan melakukan pengajuan Kredit bjb Mesra dan dapat diunduh melalui aplikasi bjb DIGI. Upaya digitalisasi ini dilakukan sebagai bentuk optimalisasi layanan kepada nasabah Kredit bjb Mesra sehingga mereka dapat menjangkau fasilitas kredit dengan lebih mudah dan praktis. "Ke depan, kami akan terus memperluas jangkauan kolaborasi dan memperkuat inovasi demi memaksimalkan pelayanan kepada debitur Kredit bjb Mesra. bank bjb berkomitmen untuk menyalurkan program pembiayaan ini kepada sebanyak-banyaknya masyarakat sehingga penyaluran pembiayaan ini dapat memberikan manfaat sebaik-baiknya bagi para pelaku usaha agar dapat mengembangkan skala usaha mereka sekaligus berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat," ujar Widi.
TINGKAT KREDIT BERMASALAH RENDAH, PERFORMA KREDIT MIKRO KOTA BANDUNG DINILAI BAIK Tiga produk kredit mikro Kota Bandung mendapat sambutan positif dari masyarakat serta Otoritas Jasa Keuangan OJK. Hal itu karena nilai Non Performing Loan NPL atau kredit bermasalah ketiga produk yang telah diluncurkan hanya 1,06%. Ini juga yang membuat PD. BPR Kota Bandung akan semakin fokus ke tiga layanan tersebut. Ketiga produk tersebut antara lain Kredit Melati Melawan Rentenir, Kredit Bagja Membangun Keluarga Sejahtera, dan Kredit Mesra Mesjid Sejahtera. Hal itu dikemukakan oleh Kepala Bagian Ekonomi, Lusi Lesminingwati saat Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Selasa 20/2/2018. Ia menyebut, NPL Kredit Melati 1,06%, sementara Kredit Mesra dan Kredit Bagja 0%. Artinya, dana bergulir cukup baik di ketiga kredit tersebut. Lusi menyatakan, lebih dari 16 ribu masyarakat telah merasakan dampak kredit mudah tanpa agunan itu. Ini diharapkan bisa lebih menyejahterakan warga Kota Bandung. Ia mencatat, ada 16 ribu nasabah Kredit Melati dengan nilai pinjaman Rp 52 miliar. Sementara itu Kredit Mesra yang diluncurkan 21 Agustus 2017 telah memiliki 274 nasabah dengan nilai pinjaman Rp 306 juta. Sedangkan Kredit Bagja yang baru diluncurkan 13 November 2017 telah dimanfaatkan oleh 24 nasabah dengan nilai kredit Rp 36 juta. "Kalau kredit Bagja itu kan masih baru, dan sasarannya adalah ibu-ibu PKK atau kader Posyandu. Kredit itu diluncurkan dalam rangka membangun ketahanan keluarga," jelas Lusi. Ketiga kredit mikro tersebut diluncurkan sebagai solusi atas permasalahan permodalan usaha untuk masyarakat. Kredit tanpa agunan itu diharapkan bisa meningkatkan angka wirausaha di Kota Bandung. "Target kita 100 ribu wirausahawan baru yang disebar di lima OPD Organisasi Perangkat Daerah," ujar Lusi. Oleh karenanya, masyarakat juga diharapkan bisa meningkatkan peluang usaha agar perekonomian warga terus meningkat. Saat ini, laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung berada di angka 7,8%, salah satu yang tertinggi di Indonesia. Lusi berharap, angka tersebut bisa meningkat di tahun 2018. "Kami masih menunggu data BPS Badan Pusat Statistik Jawa Barat tentang angka ekonomi ini. Tapi mudah-mudahan meningkat," harap Lusi.
KREDIT MESRA, DARI MASJID UNTUK KESEJAHTERAAN UMAT Kredit Mesjid Sejahtera Mesra resmi diluncurkan oleh Pemerintah Kota Bandung, ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara PD. Bank Perkreditan Rakyat BPR Kota Bandung dengan Koperasi Syariah Masjid di Masjid Ukhuwah Kota Bandung, Senin 21/8/2017. Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial turut menyaksikan peristiwa bersejarah itu. Kredit Mesra berasal dari gagasan untuk menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Melalui masjid, pemerintah kota dan Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung ingin mendekatkan lembaga finansial ke masyarakat. “Ini bukan hibah bansos tapi adalah kredit untuk berusaha yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan warga di sekitar masjid,” ucap Ridwan usai peluncuran Kredit Mesra. Tidak hanya memberikan pinjaman modal, pihak masjid juga akan memberikan pelatihan dan pembinaan terhadap peminjam. MUI Kota Bandung akan bertugas sebagai pengawas dan pembina koperasi di masjid-masjid. Saat ini, ada 27 koperasi berbasis masjid yang tersebar di seluruh wilayah di 19 kecamatan. Pengajuan kredit Mesra ini juga tergolong mudah. Warga hanya perlu menyerahkan foto kopi KTP, kartu keluarga, surat nikah bagi yang sudah menikah, surat persetujuan pasangan bagi yang sudah menikah, pas foto pemohon, foto usaha, dan rekomendasi dari koperasi syariah. Rekomendasi tersebut bertujuan agar penerima kredit ini dipastikan adalah jamaah masjid yang taat. Tak hanya kredit perorangan, kredit juga bisa diajukan secara berkelompok dengan plafond pinjaman sebesar per orang, disesuaikan dengan hasil analisa PD. BPR Kota Bandung. Dengan suku bunga 0%, jangka waktu 12 bulan, dan tanpa agunan, kredit ini diharapkan tidak akan memberatkan warga. Selain mendorong masjid untuk menyosialisasikan kepada jamaahnya, PD. BPR Kota Bandung juga telah menyiapkan petugas untuk mencari nasabah dengan sistem jemput bola’. Saat peluncuran dilakukan, ada 8 tim mobile yang siap terjun ke lapangan menawarkan kredit kesejahteraan ini kepada warga yang membutuhkan. Mereka adalah tim senior BPR Kota Bandung yang sudah berpengalaman. Ridwan berharap, seluruh tim Kredit Mesra, baik dari pemerintah kota, MUI, DKM, maupun PD BPR Kota Bandung dapat menyukseskan program ini untuk kemaslahatan masyarakat. Kelak, ia berharap bisa mereduksi angka kemiskinan di Kota Bandung dengan peluang ini. “Diharapkan para ketua DKM yang jumlah masjidnya ada 4000 bisa proaktif mengentaskan kemiskinan dengan cara-cara syariah, dengan cara yang baik sehingga masjid menjadi simbol kebangkitan, tidak hanya tempat ibadah tetapi juga kebangkitan sosial dan ekonomi,” tegasnya.
Kredit Bagja Kredit Bagi Keluarga Juara PD BPR Kota Bandung kembali menghadirkan inovasi pembiayaan. Setelah sebelumnya menghadirkan Kredit Melati dan Kredit Mesra, Badan Usaha Milik Daerah BUMD Kota Bandung itu kini menghadirkan program serupa yakni Kredit Bagja, kependekan dari Kredit Bangun Keluarga Sejahtera. Direktur BPR Kota Bandung, Rio Zakaria mengemukakan, sama seperti dua produk pembiayaan sebelumnya, Kredit Bagja bertujuan untuk mengurangi jumlah masyarakat yang meminjam uang kepada Rentenir. “Dari hasil survey terbatas kami di lapangan ditemukan bahwa ternyata masih banyak korban rentenir. Mereka segan meminjam ke bank karena pesimis dengan beragam persyaratan. Makanya mereka lebih memilih rentenir karena persyaratannya dinilai lebih mudah,” ungkapnya kepada wartawan dalam Bandung Menjawab yang berlangsung di Bandoengsche Melk Centrale, Jalan Aceh, Selasa 14/11/2017. Untuk itu, lanjutnya, pihak PD BPR Kota Bandung lanjut membuat beragam program untuk membantu masyarakat yang terjerat rentenir. Meskipun sudah ada Kredit Melati dan Kredit Mesra, pihaknya pun membuat Kredit Bagja. Karena, menurutnya, semakin banyak program yang dijalankan, akan semakin banyak pula masyarakat yang terhindar dari rentenir. “Bedanya, Kredit Bagja diperuntukkan bagi kader-kader PKK. Sehingga untuk melengkapi persyaratan, selain ada fotokopi KTP, KK juga harus ada rekomendaasi dari ketua TP PKK kecamatan,”sambungnya. Adapun plafon yang diberikan kepada pemohon adalah berkisar antara Rp1 juta hingga Rp3 juta. Pengajuan bisa dilakukan per kelompok maupun perorangan. Sama dengan produk kredit mikro lainnya, Kredit Bagja juga tidak dikenakan bunga, hanya ada biaya administrasi sebesar 8 persen. Dia pun menjamin, pengajuan kredit Bagja ini tidak akan tumpang tindih dengan kredit mikro lainnya karena satu orang tidak boleh mengajukan lebih dari satu kredit. Kecuali kalau satu kelaurga, dua orang dalam satu KK yang sama diperbolehkan mengajukan kredit yang berbeda. Tapi kalau orangnya sama tidak boleh mengajukan kredit mikro lagi, walaupun jenis kreditnya berbeda. Demi memperlancar pelaksanaan program Kredit Bagja ini, PD BPR menyiapkan dana sebeesar Rp25 milyar. Dana sebesar itu diambil dari pembiayaan yang digunakan untuk kredit melati yang sampai saat ini perputaran uangnya mencapai sekitar Rp50 milyar. “Karena dari program Kredit Melati sudah ada yang membayar sampai lunas dan uangnya bisa dipakai untuk pembiayaan yang lain atau digunakan untuk pinjaman bagi orang lain,”sebut dia. Pada praktiknya, PD BPR sudah menyiapkan 30 orang teller keliling untuk melayani masyarakat pemohon pembiayaan di 30 kecamatan. Mereka yang nantinya akan menjelaskan produk kredit mikro kepada masyarakat baik itu Kredit Melati, Kredit Mesra, maupun Kredit Bagja. Mereka juga yang akan menjemput aplikasi atau draft permohonan hingga tahapan menjemput angsuran. “Masing-masing petugas kami sudah punya jadwal dan nomor kontak masing-masing yang bisa dihubungi jika ada yang ditanyakan atau dikeluhkan seputar pelayan PD BPR. Dengan begitu, diharapkan tidak ada celah lagi bagi para rentenir untuk mendekati masyarakat,” pungkasnya. Dalam kesempatan yang sama, Kabag Humas Setda Kota Bandung, Yayan A. Brillyana menambahkan, banyaknya program pembiayaan yang dijalankan oleh PD BPR Kota Bandung diharapkan mampu membantu perekonomian masyarakat yang dimulai dari tingkat keluarga terutama keluarga miskin. Bagian Humas, sebagai corong informasi kegiatan pembangunan, penghubung antara masyarakat dan pemerintah serta media sosialisasi bagi proses pembangunan di Kota Bandung menjembatani semua komunikasi baik langsung maupun tidak langsung antara Media Massa, Press, dan Masyarakat. “Begitupun terkait dengan produk PD BPR ini. Kami memiliki tanggung jawab untuk turut serta menyampaikan informasi ke khalayak agar program ini dapat diakses oleh masyarakat lebih luas lagi dan dapat sedikit demi sedikit menggerakkan ekonomi kerakyatan di Kota Bandung,” ujarnya.
KREDIT MESRA, UNTUK AKHLAK MULIA DAN SEJAHTERA Menjalankan syariat Islam bukan hanya sebatas ibadah, tetapi juga seluruh aspek kehidupan. Hal itu disampaikan Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil saat membuka Majlis Taklim Pendopo yang rutin dilaksanakan di Pendopo Kota Bandung, Minggu 20/8/2017. Ia mengatakan, masjid sebagai tempat ibadah umat Muslim selayaknya tidak hanya digunakan untuk kegiatan spiritual saja. Masjid juga harus berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, lanjutnya, Pemerintah Kota Bandung melalui Bank Perkreditan Rakyat BPR Kota Bandung akan segera meluncurkan Kredit Mesra Mesjid Sejahtera yang bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia. Kredit tersebut akan disalurkan melalui koperasi-koperasi masjid di seluruh Kota Bandung. "Program ini terinspirasi dari Rasul, di mana masjid dijadikan sebagai tempat kebangkitan umat dalam sosial dan ekonomi," tutur Ridwan. Pada pelaksanaannya, kredit ini hanya akan diberikan kepada warga jamaah masjid dengan persetujuan Dewan Kemakmuran Masjid DKM. Hal ini dilakukan untuk mendorong agar warga semakin giat pergi ke masjid. "Syaratnya hanya satu, yakni harus mau berusaha," ujar Ridwan. Ia melanjutkan, "Si warga harus mau berusaha. Boleh tidak punya apa-apa, tapi minimal punya harga diri supaya naik kelas dengan cara melakukan ikhtiar." Secara administratif, jamaah yang bisa mengajukan kredit usaha adalah mereka yang terdaftar di koperasi masjid. Jika warga telah mendapatkan kredit, ia akan dibina oleh koperasi dan DKM dalam memanfaatkan dananya agar usahanya maju dan akhlaknya mulia. "Yang kita ingin bangun tidak hanya ekonominya, tidak hanya diberi kredit, tapi juga dibina akhlaknya," tuturnya. Ia berharap dengan inovasi ini, Muslim di Kota Bandung bisa lebih mandiri secara ekonomi dan juga baik secara akhlak. "Jika program ini sukses, warga kita tidak hanya soleh dan solehah tetapi juga sejahtera," pungkasnya.
kredit mesra kota bandung